Dede Yusuf Menolak Honor Guru Dihitung Layaknya Tarikan Ojek Online

- Jurnalis

Minggu, 28 Juli 2024 - 20:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf “Jangan samakan guru dengan Ojol, ojek online. Besar kecilnya salary yang diterima berdasarkan banyak sedikitnya tarikan,”

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf “Jangan samakan guru dengan Ojol, ojek online. Besar kecilnya salary yang diterima berdasarkan banyak sedikitnya tarikan,”

Infobandungnews.com

Guru dan kurikulum merdeka masih menyisakan masalah. Salah satunya terkait jam mata pelajaran (jampel) yang harus dipenuhi seorang guru di sekolah.

“Jangan samakan guru dengan Ojol, ojek online. Besar kecilnya salary yang diterima berdasarkan banyak sedikitnya tarikan,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi dalam workshop pendidikan di Hotel Cordella Bandung, Jumat (27/7/2024).

Di acara tersebut tampil sebagai narasumber Prof Dr Asep Saepul Muhtadi dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Prof Dr Lena Nuryanti Sastradinata dari UPI Bandung.

Lalu, Muhammad Hartono, kepala Balai Besar Guru Penggerak Kemendikbud Ristek. Hadir juga Saeful Bachri, Caleg terpilih DPRD Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga :  Pimpinan DPRD Kabupaten Bandung Dilantik, Hailuki Jadi Wakil Ketua DPRD
Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi berfoto bersama peserta workshop pendidikan di Hotel Cordella Bandung, Jumat (27/7/2024).

Layaknya tarikan Ojol

Dede Yusuf menyinggung soal Ojol seiring dihapuskannya penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA. Hal itu sejalan diberlakukannya kurikulum merdeka. Akibatnya, guru tertentu berpotensi kehilangan jampel.

“Kasus cleansing guru honorer juga salah satunya karena tidak terpenuhi kewajiban jam mengajar. Saya menolak dan tidak setuju profesi guru ditentukan banyak sedikitnya jampel, layaknya tarikan Ojol,” tegas politikus senior Partai Demokrat ini.

Jika masih banyak sedikit jampel, setiap kebijakan kurikulum merdeka akan menyisakan masalah. Di situlah pentingnya dirumuskan formula baru penghargaan atas profesi guru.

Baca Juga :  Dede Yusuf : Program Center of Excellence (CoE) Harus Bisa Mendongkrak Skill Para Siswa

“Nanti akan saya bawa masalah ini ke Menteri saat rapat kerja,” tegas wakil rakyat dari dapil Jabar II ini.

Sementara itu, Muhammad Mubarok melaporkan tercatat 475 ribu guru di Jawa Barat. Dari jumlah tersebut, 31.745 di antaranya berada di Kabupaten Bandung.

Lalu, yang masuk kategori guru penggerak di Kabupaten Bandung tercatat 510 orang. Dari jumlah itu, 283 sudah memenuhi syarat jadi kepala sekolah.

Workshop pendidikan diikuti 100 peserta. Mereka adalah guru, kepala sekolah, mahasiswa, Pramuka, dan aktivis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bandung. (ADG-IBN006)***

Berita Terkait

Saluran Air Ledeng Perumda Air Minum Tirta Raharja Sedang Alami Hambatan, Ini Kata Humas PDAM Tirta Raharja
Ngatiyana Incar 1 Kecamatan di Kota Bandung untuk Perluasan Wilayah Kota Cimahi, Apa Kata Farhan?
Pemkot Cimahi Mulai Tata Keberadaan Kabel Udara
Ribuan Pemudik Mulai Balik Ke Bandung Dengan Kereta
Walikota Bandung Klaim Sampah Idul Fitri 2025 Di Bandung Berkurang
Ngatiyana Akan Sapu Bersih Premanisme Di Kota Cimahi
Buntut Sengketa Tanah di Cicalengka Bandung, Ratusan Orang Terancam Kehilangan Tempat Tinggal
Saeful Bachri : Penanganan Banjir Tidak bisa jalan sendiri-sendiri, Harus kolaboratif

Berita Terkait

Selasa, 6 Mei 2025 - 20:49 WIB

Ngatiyana Incar 1 Kecamatan di Kota Bandung untuk Perluasan Wilayah Kota Cimahi, Apa Kata Farhan?

Rabu, 30 April 2025 - 15:03 WIB

Pemkot Cimahi Mulai Tata Keberadaan Kabel Udara

Sabtu, 5 April 2025 - 20:21 WIB

Ribuan Pemudik Mulai Balik Ke Bandung Dengan Kereta

Sabtu, 5 April 2025 - 20:10 WIB

Walikota Bandung Klaim Sampah Idul Fitri 2025 Di Bandung Berkurang

Minggu, 30 Maret 2025 - 10:23 WIB

Ngatiyana Akan Sapu Bersih Premanisme Di Kota Cimahi

Berita Terbaru