Infobandungnews.com – SOREANG – Cuaca ekstrem yang belakangan sering terjadi ternyata berdampak sangat signifikan terhadap pelayanan air bersih di Perumda Air Minum Tirta Raharja.
Iklim yang tidak menentu dan cuaca buruk yang seringkali tiba-tiba terjadi tentu menjadi tantangan yang cukup berat, terutama kondisi alam tersebut biasanya berdampak pada jaringan distribusi air bersih.
Supervisor Humas Perumda Air Minum Tirta Raharja, Harry Faizal menjelaskan bahwa cuaca buruk yang terjadi seringkali mengakibatkan longsor di beberapa wilayah terutama di Kabupaten Bandung, hal itu mengakibatkan jaringan perpipaan yang memang terdapat di dataran tinggi dan wilayah tebing menjadi rusak.
“Terakhir kali mengalami longsor di struktur tanah yang mengakibatkan kebocoran 3 titik di pipa transmisi air baku, hal itu berdampak pada pengaliran ke wilayah 1 Soreang dan wilayah 2 Banjaran,” jelas Harry kepada infobandungnews.com melalui sambungan telepon, Selasa (20 Mei 2025).
Jika terjadi kerusakan seperti itu, tentu saja pihak Perumda Air Minum Tirta Raharja segera bergerak cepat melakukan perbaikan terhadap pipa transmisi agar distribusi air tidak terlalu lama terhambat.
Selain itu, lanjut Harry, pihaknya juga berupaya dalam menjaga pelayanan kepada pelanggan dengan memberikan suplai air bersih melalui armada tangki.
Bantuan suplai air bersih melalui armada tangki ini biasanya diberikan ke wilayah yang distribusi airnya terhambat akibat perbaikan atau pemeliharaan jaringan sesuai dengan permintaan pelanggan.
“Bantuan tangki air bersih ini memang insiatif dari kami sebagai bentuk pelayanan prima, namun disesuaikan juga dengan permintaan pelanggan, jumlahnya memang dibatasi tetapi kami biasanya kami mengirimkan bantuan setiap hari selama distribusi air bersih masih terhambat atau selama proses perbaikan,” papar Harry.
Lebih jauh, Harry memaparkan bahwa setiap wilayah pelayanan Perumda Air Minum Tirta Raharja memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga jenis gangguan yang dihadapi juga bermacam-macam.
Ia mencontohkan, di wilayah 4 Cimahi gangguan yang terjadi identik saat musim kemarau, penyebabnya, pihaknya kekurangan suplai air baku sehingga membutuhkan debit air yang cukup besar, berbeda dengan wilayah 3 Ciparay yang sering mengalami gangguan apabila musim hujan karena tingginya NTU (Nephelometric Turbidity Unit) karena di musim hujan sering terjadi banjir bandang.
“Tapi, untuk level air yang masuk ke reservoar itu sudah ada alat teknis yang telah terintegrasi dengan sistem yang akan mengontrol masuknya air sehingga tidak akan melebihi daya tampung,” jelasnya.
Pihak Perumda Air Minum Tirta Raharja juga terus berupaya agar distribusi air bersih kepada pelanggan tidak terhambat dengan senantiasa melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi.

“Biasanya pemeliharaan dilaksanakan apabila dalam satu area tertentu mendapatkan suplai air berkurang maka dari itu perlu adanya perehaban atau pemeliharaan jaringan pipa atau diganti pipanya sesuai kebutuhan dan jumlah sambungan rumah,” ungkapnya.
Waktu yang dibutuhkan untuk pemeliharaan atau perbaikan jaringan distribusi tergantung kondisi dilapangan. Maksudnya, seperti normalisasi terhadap dampak kerusakan pipa dikembalikan menjadi seperti semula tekanannya.
Harry mencontohkan lagi, kejadian adanya kebocoran pipa di jalan Kopo untuk pendistribusian wilayah Katapang sampai dengan Margaasih itu terdapat 2 titik kebocoran pipa diameter 200 mm, yang membutuhkan waktu tiga sampai empat hari untuk distribusi air bersih kembali normal.
“Dalam hal ini, waktu yang dibutuhkan itu sekitar dua hari normalnya, namun karena harus secara intens normalisasi ke setiap pelanggannya karena dengan dinamika struktur tanah yang berbeda ada yang tinggi dan ada yang rendah sehingga membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama,” paparnya.
Harry meminta kepada para pelanggan untuk bisa pro aktif melalui saluran resmi seperti sosial media atau nomor WhatsApp layanan pelanggan jika mengalami gangguan distribusi air sehingga pihak perusahaan juga bisa dengan cepat merespon setiap keluhan pelanggan. (Ver-IBN009)