Infobandungnews – JAYAPURA- Sebanyak 23 orang meninggal akibat kelaparan di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Tanpa solusi komprehensif yang menyentuh akar masalah, bencana kelaparan di Tanah Papua bakal terus berulang dan menelan korban.
Dilansir daro Kompas.com Bencana kelaparan di Yahukimo terjadi sejak Agustus 2023. Bencana dipicu curah hujan tinggi yang menyebabkan tanaman warga, seperti ubi dan petatas, gagal panen. Kondisi ini mengakibatkan warga kehilangan sumber makanan sehingga mengalami kelaparan.
Kepala Distrik Amuma Zakeus Lagowan, dihubungi dari Jayapura, Selasa (24/10/2023), menyebutkan, data korban meninggal dan warga terdampak terus diperbarui. Hingga kini, sekitar 12.000 warga di 13 kampung terdampak kelaparan.
Adapun Wakil Bupati Yahukimo Esau Miram menyatakan masih menunggu data resmi dari perwakilan Distrik Amuma. Oleh karena itu, ia belum bisa memastikan penyebab kematian warga karena kelaparan atau faktor lain. Untuk mencegah dampak kelaparan kian parah, pihaknya menyalurkan bantuan 4 ton beras.
”Besok tim ke sana, termasuk tim kesehatan dari dinas kesehatan, untuk mengecek kondisi dan penyebab kematian warga. Untuk bantuan kami belum bisa kirim lagi karena kami belum tahu kondisi di sana dan bantuan apa saja yang dibutuhkan,” katanya.
Pemerintah sejauh ini mengirimkan total 11,7 ton bantuan ke Distrik Amuma pada 20 Oktober 2023. Bantuan yang dikirim dalam empat tahap itu, antara lain, berupa beras, makanan anak, bubur bayi, sarden kaleng, mi instan, selimut, tenda gulung, mainan anak, dan pakaian.
Pelaksana Tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Kementerian Sosial, Adrianus Alla mengatakan, bantuan diterima oleh Pendeta Welem Payage selaku Ketua Klasis Kingmi Distrik Amuma. Oleh Pendeta Welem, bantuan disebar kepada masyarakat di 13 kampung melalui 4 Gereja Kingmi dan 4 Gereja Kristen Injili.
”Pada prinsipnya kebutuhan mereka sudah tercukupi, tidak kelaparan lagi. Namun, secara sosial, budaya mereka itu kalau ada keluarga yang meninggal dunia, mereka tidak boleh bekerja selama tujuh minggu, ini cukup berpengaruh di sana,” kata Adrianus.
Menurut dia, masih ada sekitar 7 ton bantuan yang akan dikirim dalam beberapa hari ke depan. Penerbangan distribusi bantuan selanjutnya ke Distrik Amuma dijadwalkan dilakukan pada Rabu-Kamis, 25-26 Oktober 2023.
Bantuan juga akan dikirimkan ke Distrik Anggruk dengan tambahan bantuan peralatan masak karena terjadi longsor di sana. Pemerintah juga memberikan bantuan layanan psikososial di Distrik Amuma dengan sasaran kelompok anak agar tidak trauma. (Yg-IBN001)***
Sumber Kompas.com