Infobandungnews – Institut Teknologi Bandung (ITB) buka suara terkait polemik uang kuliah tunggal dan skema pembayaran via pinjaman online (pinjol). Adapun ITB bekerjasama dengan fintech Danacita sebagai alternatif pembayaran UKT.
Sejak skema pembayaran ini mencuat dan menuai protes dari mahasiswa beberapa waktu ke belakang, ITB menyebut baru 10 mahasiswa yang memanfaatkan Danacita. Mayoritas, mereka yang menggunakan fintech ini adalah mahasiswa pascasarjana.
Dilansir dari detikjabar Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan ITB Muhamad Abduh megatakan “Yang meminjam tidak banyak, hanya 10 orang dan itu lebih banyak mahasiswa pascasarjana, bukan mahasiswa sarjana,” ucapnya, Kamis (1/2/2024).
Namun Abduh tidak merinci besaran pinjaman yang diajukan mahasiswa. Dia menyebut pinjaman yang diajukan disesuaikan dengan besaran UKT dari masing-masing mahasiswa.
Dia juga menjelaskan, pinjaman yang disetujui oleh Danacita tidak ditransfer ke rekening mahasiswa. Namun dana tersebut langsung ditransfer ke rekening ITB. Menurut Abduh, persetujuan pinjaman diseleksi dengan proses yang cukup ketat.
“Persetujuan itu (pinjaman) harus disetujui oleh orang tua atau wali mahasiswa, jadi tidak bisa serta merta mahasiswa datang kemudian mengajukan dan disetujui. Jadi harus ada proses verifikasi,” ucap dia.
“Sistem peminjaman ini tanpa agunan sehingga pasti institusi melakukan penyaringan secara ketat. Mereka akan memperkecil risiko,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan ITB Anas Ma’ruf menambahkan, mahasiswa yang meminjam ke Danacita belum banyak lantaran kerjasama baru dilakukan pada awal Januari 2024. Dia juga memastikan belum ada mahasiswa yang menunggak cicilan pada Danacita.
“Jadi belum ada yang meminjam sebelum bulan Januari, jadi baru saja meminjamnya, jadi belum ada temuan mahasiswa yang gak bisa bayar ya,” singkatnya.(YG-IBN001).***
Sumbet detikjabar